Pramuka atau Praja Muda Karana merupakan organisasi yang udah cukup lama ada di Indonesia. Pembinanya aja Presiden kita langsung. Dengan seragam kebangsaannya yang berwarna coklat, kegiatan kepramukaan sangat menyita perhatian masyarakat sehingga muncul niat untuk memunculkannya di sekolah. WASPADA Online
Pramuka atau Praja Muda Karana merupakan organisasi yang udah cukup lama ada di Indonesia. Pembinanya aja Presiden kita langsung. Dengan seragam kebangsaannya yang berwarna coklat, kegiatan kepramukaan sangat menyita perhatian masyarakat sehingga muncul niat untuk memunculkannya di sekolah.
Hal yang sama terasa di SMP Negeri 1 Medan. Sekolah ini juga memiliki kegiatan kesiswaan atau ekskul pramuka yang berdiri sejak tahun 1984 oleh kepala sekolah yang memimpin masa itu. Saat itu, anggota hanya terdiri atas penggalang serta penegak yang merupakan alumni dari sekolah ini yang merasa perlu untuk membimbing para penggalang yang juga merupakan adik-adik kelasnya.
Seiring berjalannya waktu, keanggotaan Pramuka Gugus Depan (Gudep) 17509/17510 yang merupakan Gudep untuk wilayah SMPN 1 semakin bertambah. Mulai ada penggalang dari siswa yang berusia 12-16 tahun, penggalang dan Pembina yang berasal dari para guru. Bahkan untuk penggalang udah dibentuk Dewan Penggalang yang merupakan struktur kepengurusan para anggota penggalang di SMPN 1 ini.
Pembina Pramuka, Tuty Marmiaty, S.Pd, mengungkapkan bahwa jumlah anggota yang bertambah itu karena antusias siswa terhadap kegiatan kepramukaan ini dan juga karena prestasi yang udah berhasil diraih alumni sebelumnya. Menurut Bu Tuty, sejak didirikan hingga sekarang dan prestasi yang berhasil diraih sudah sangat banyak. Namun tidak hanya sebatas memenangkan kejuaraan-kejuaraan, tapi lebih kepada keikutsertaan penggalang dalam kegiatan yang diadakan baik di dalam maupun luar kota, nasional maupun internasional.
Seperti Juli lalu, dua siswa SMPN 1 ini berhasil menjadi perwakilan mengikuti Jambore Internasional di Inggris. Kesempatan ini adalah kedua kalinya SMPN 1 mengirimkan perwakilan untuk jambore tingkat dunia tersebut. Sebelumnya, tahun 1992 mereka juga mengirim seorang siswa ikut kegiatan yang sama di Chile. Tentunya hal ini menjadi nilai lebih untuk SMPN 1, khususnya untuk anggota penggalang pramuka.
Selain itu, undangan-undangan mengikuti kegiatan kepramukaan tidak berhenti mengalir ke sekolah ini. Untuk September mendatang aja, para pembina harus mempersiapkan anak didiknya terbang ke Brunei Darussalam guna memenuhi undangan dari pramuka setempat. Dengan prestasi yang cukup membawa nama negara tersebut, Pramuka SMPN 1 tentunya mendapat sokongan berbagai pihak, terutama sekolah dan orang tua. Sebenarnya hal itu tidak terlepas dari kontrol pembina yang mengarahkan anak didiknya mandiri dan disiplin.
Komunikasi dengan orang tua murid menjadi poin utama jika ada kegiatan, mulai persiapan hingga hasilnya nanti kerap dilaporkan kepada orang tua. Untuk menghasilkan pramuka penggalang dengan beribu prestasi itu, tentunya perlu bimbingan dan latihan. Karena itu, setiap Sabtu pagi menjadi pilihan melakukan latihan tersebut. Biasanya materi yang diajarkan seputar pemenuhan Syarat Kecakapan Umum (SKU), keterampilan, sandi morse, semapur, tali-temali dan sebagainya.
Di lain pihak, penggalang juga dididik mandiri dan menjalankan hidup disiplin. Hal ini terlihat dari kesempatan yang diberikan pembina kepada penggalang untuk menangani sendiri apa yang mereka perlukan saat melaksanakan suatu acara. Dalam hal ini, Pembina hanya mengontrol dan membimbing juniornya jika melakukan kesalahan atau butuh bantuan. Mantapnya, penggalang mengartikan kesempatan ini sebagai suatu pembelajaran untuk memperoleh kepercayaan pembina dan tentunya proses pendewasaan bagi mereka.
Ya, sukses deh buat pramuka penggalang SMPN 1 Medan. Jangan berhenti berprestasi ya... |
0 Response to "se-cuil potongan artikel dari koran : Waspada Sumut"
Posting Komentar